header ads

Karna: seorang kesatria yang sangat memegang janji

Apakah kalian pernah mendapatkan situasi rumit dimana kalian harus memilih janji yang kalian pegang atau tetap membantu teman kalian meskipun kalian mengetahui bahwa perbuatan itu adalah perbuatan yang salah?

Yaa Karna adalah servant yang kita bahas kali ini:

THE RED LANCER
Karna adalah salah satu tokoh dari sebuah karya sastra
legendaris yaitu Mahabarata, dia adalah orang yang menjunjung etika seorang kesatria.

Walaupun dia angkuh pada lawannya tapi dia dermawan dan suka menolong kaum lemah. 

1. Kelahiran akibat kecerobohan:

Pada bab awal kitab Mahabarata dikisahkan bahwa ada seorang putri raja bernama Kunti yang bertugas menjamu tamu ayahnya seorang resi{orang suci dalam agama hindu}.

Dikarnakan sang resi senang akan jamuan tersebut dia memberi Kunti sebuah mantra yang dapat memanggil dewa untuk memberkatinya.

Kunti yang sangat senang, bahkan dia lupa untuk menanyakan efek samping mantra tersebut yang bisa saja merepotkan kunti sendiri.

Maka pada esok harinya dia mencoba mantra tersebut dan munculah dewa Surya sang dewa matahari, sang dewa pun memberkahi Kunti.

Tetapi berkah yang dia dapatkan adalah seorang anak yang langsung dilahirkan dari rahimnya  saat itu juga, Kunti yang terkejut dengan keadaan ini pun memita sang dewa untuk membatalkan berkah yang dia dapatkan, namun sang dewa menolak dan kembali ke khayangan.

Dikarnakan pada waktu itu Kunti belum menikah anak itu ditakutkan akan membuatnya dibicarakan dan dituduh melakukan hal yang tidak-tidak oleh masyarakat, diapun menghanyutkan anak yang diberi nama Karna olehnya di sungai Aswa dengan menggunakan peti kayu.


2. Menjalani masa kecil sebagai anak kusir:

Peti yang dihanyutkan tersebut akhirnya ditemukan oleh seorang kusir yang bernama Adirata. karena sang  kusir dan istrinya tidak mempunyai anak, maka mereka menangkat Karna yang mereka sebagai anak mereka dan memberinya nama Basusena.

Dilain pihak sang ibu Kunti telah menikah dengan seorang pangeran dari Hastina yang bernama Pandu, dari pernikahan tersebut Kunti mendapatkan 3 orang anak yaitu Yudistira,  Bima dan Arjuna.

Karna tumbuh menjadi pemuda yang gagah dan tampan, dia memiliki julukan Sutaputa yang artinya putra kusir, meskipun dibesarkan di lingkungan keluarga kusir Karna mempunyai impian untuk menjadi kesatria kerajaan.

Adirata yang mengetahui keinginan anaknya tersebut berusaha mendaftarkan anaknya ke perguruan Resi Drona, tapi sang Resi menolaknya karna sudah bersumpah bahwa dia hanya akan mengajarkan anak bangsawan saja.


3. Menipu seorang Resi dan akibatnya:

Tertolak oleh sang Resi tak membuat Karna putus asa,dia akhirnya menemui Parasurama yang merupakan guru dari Resi Drona dengan menyamar sebagai brahmana muda, \dikarenakan Parasurama memiliki pengalaman dengan bangsawan sehingga dia hanya mau menerima kaum brahmana sebagai muridnnya.

Dengan semangat dan kecerdasannya Karna akhirnya mampu mempelajari semua yang diajarkan kepadanya dan menjadi murid kesayangan Parasurama, tapi akhirnya kebohongan yang dibuat untuk menutupi jati dirinya ketahuan juga, Parasurama yang murka pada Karna karena dianggap telah membohonginya mengusirnya dari Padepokannya dan menjatuhkan kutukan bahwa Karna akan kehilangan seluruh kesaktiannya ketika dia bertempur dengan musuh terkuatnnya.

4. Unjuk kemampuan dan naik derajat menjadi raja:

 Berbekal kemampuannya Karna berangkat `ke lapangan kerajaan dimana pada saat Resi Drona sedang menunjukan keahlian murid-murid yang dikelolanya yaitu para anak raja yang dia ajari selama bertahun-tahun.

Ketika itu Arjuna merupakan murid Drona yang paling menonjol bakatnya dalam bidang memanah dimana pada waktu itu dia berhasil memanah salah satu mata burung kecil yang terbuat dari kayu, Karna yang melihat hal tersebut langsung menerobos arena untuk menantang Arjuna untuk adu keahlian dengannya.

Resi Krepta yang merupakan Resi istana meminta Karna untuk memperkenalkan diri lebih dulu, karena Arjuna yang merupakan golongan bangsawan hanya pantas melawan golongan bangsawan, mendengar hal itu Karna tertunduk malu karena sebenarnya dia adalah anak seorang kusir yang derajatnya berada dibawah bangsawan, tetapi secara mengejutkan Duryodana yang merupakan anak sulung dari seratus kurawa maju membela Karna dengan mengatakan bahwa kehebatan dan keberanian tak harus dimiliki oleh kaum bangsawan saja, Duryodana meminta agar Karna menjadi raja bawahan daerah angga kepada ayahnya yang waktu itu merupakan raja Hastinapura.

Sang raja mengabulkan permintaan Duryodana yang merupakan putra kesayangannya, sejak saat itu derajat Karna naik menjadi kesatria dan dia bersumpah pada Duryodana bahwa dia akan selalu mengikutinya bahkan siap mengorbankan nyawa untuk membalas kebaikannya.



5. Penolakaan  Drupadi:

Suatu hari raja Pancala mengadakan sayembara untuk menentukan suami bagi putrinya Drupadi yang terkenal akan kecantikannya, sayembara tersebut adalah memanah sebuah boneka ikan yang berputar diatas arena tapi peserta hanya boleh memanah boneka tersebut dengan menggunakan busur pusaka kerajaan Pancala.

Duryodana yang memang sudah lama mengincar Drupadi untuk dijadikan istrinya ikut sayembara ditemani Karna, tapi jangankan memanah, mengangkat busur saja Duryodana tidak bisa melakukannya.

Setelah kegagalan Duryodana Karna maju menggantikan sahabatnya untuk memanah, tapi tak seperti Duryodana dan peserta sebelumnya yang tidak bisa mengangkat busur tersebut. Karna bisa mengangkat dan bahkan memanah tepat sasaran dan berhasil meraih kemenangan dalam sayembara tersebut.

Tetapi Drupadi menolak Karna dan berkata bahwa dirinya tak mau menikah dengan seorang anak kusir, Karna yang sudah dipermalukan di depan umum merasa sakit hati oleh ucapan Drupadi dan dia berkata bahwa Drupadi akan menjadi perawan tua karena tak ada yang bisa meyelesaikan sayembara ini.


Drupada yang mendengar ucapan Karna menjadi gusar, sang raja akhirnya mengubah syarat sayembara yang awalnya hanya diperuntukan untuk kasta bangsawan menjadi bisa di ikuti oleh siapa saja, Arjuna yang waktu itu menyamar sebagai brahmana karena sedang dalam pengasingan mengikutinya dan berhasil memenangkan sayembara tersebut.

6. Pembalasan pada Drupadi dan dendam Arjuna:

Beberapa tahun setelah kejadian tersebut  para Pandawa mendirikan kerajaan Indraprastha, hal ini membuat para Kurawa iri karena Indraprastha lebih makmur daripada kerajaan Hastinapura yang waktu itu dipimpin oleh Drestarastha yang merupakan ayah Duryodana


Karena rasa iri dan tamak para Kurawa berencana untuk menguasai  Indraprastha dengan cara licik yaitu dengan mengundang para Pandawa untuk sebuah perjamuan, dalam perjamuan tersebut diadakanlah permainan dadu, Yudistira anak sulung dari ke lima Pandawa yang sangat menyukai permainan ini langsung antusias ketika Duryodana mengajaknya bermain dengan taruhan.


Karena permainan yang memang sudah dirancang untuk membuat Yudistira kalah akhirnya Indraprastha dan kebebasan mereka berhasil direbut, bahkan Yudistira dipaksa untuk mempertaruhkan istrinya.

Pada akhirnya Yudistira tetap kalah sehingga menyebabkan Drupadi jatuh ke tangan Kurawa, Duryodana menyuruh Dursasana adiknya untuk menyeret Drupadi ke ruangan tempat permainan untuk dipermalukan, Dursasana akhirnya membawa Drupadi dengan menjambak rambutnya.

Ketika melihat Drupadi yang dipermalukan seperti itu Karna yang masih memendam rasa sakit hati karena pernah dipermalukan Drupadi mengumumkan pada semua orang yaang ada disana bahwa drupadi adalah Pelacur, Arjuna yang mendengar ucapan Karna marah dan bersumpah bahwa dia akan membunuh Karna dengan tangannya sendiri.

7. Sikap dermawan dan Indrastra:

Karna dianugrahi oleh baju Zirah oleh dewa Surya  yang ditanamkan ditubuhnya membuatnya kebal terhadap senjata apapun sehingga dia akan sanggup mengalahkan Arjuna jika dia berduel dengannya, tetapi pada suatu hari ketika dia sedang bersemedi datanglah seorang Resi tua yang meminta baju zirahnya sebagai sedekah.

Tampa pikir panjang Karna menguliti dirinya sendiri untuk melepas zirah yang melekat pada tubuhnya dan memberikanya pada sang Resi, terharu oleh perlakuan tersebut sang Resi membuka penyamarannya dan menampakan wujud aslinya yaitu dewa Indra, sang dewa memberi Karna Indrastra sebuah panah yang pasti mengincar dan pasti membuat target yang dipanahnya mati, tetapi panah ini hanya dapat dipakai sekali seumur hidup.

8. Janji atau saudara:

Konflik yang berawal dari insiden permainan dadu tersebut akhirnya menyulut api peperangan dikarenakan para Pandawa yang tidak terima oleh perlakuan Kurawa mencoba menuntut balik haknya yang tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Kurawa.


Ditengah situasi yang genting ini Karna dikejutkan oleh sebuah kenyataan yang dia ketahui dari Kresna penasehat para Pandawa sekaligus merupakan titisan dewa Wisnu yang memberitahunya bahwa dia adalah anak pertama dari Kunti dan membujuknya untuk berpihak kepada Pandawa.

Tawaran untuk membelot tersebut langsung ditolak dengan tegas dia berkata pada Kresna bahwa dia akan selalu memegang janjinya untuk setia pada Duryodana hingga akhir hayatnya, dia juga menegaskan bahwa dia tak akan melukai dan membunuh saudara-saudaranya Kecuali Arjuna.

9.Pertarungan melawan Gatot Kaca :























Pada hari ke lima belas dalam perang Kurusetra Karna menggantikan Bhisma yang telah mati dibunuh oleh Srikandi.

Karna sangat antusias terjun ke medan perang dia menyiapkan busur Indrastra untuk melawan Arjuna, tapi Kresna yang tentu sudah mengetahui hal tersebut mengutus Gatot Kaca anak dari Bima untuk mengamuk dimedan perang untuk merusak formasi pasukan Kurawa. 



Melihat sepak terjang Gatot Kaca yang memporak-porandakan pasukan Kurawa, Duryodana panik dan menyuruh Karna untuk menggunakan panah Indrastra untuk membunuh Gatot Kaca karena tak ada yang bisa menghentikan amukannya. 


Karna sempat bimbang mengingat busurnya hanya bisa dipakai sekali seumur hidup, tapi Duryodana terus mendesak ditambah oleh banyaknya prajurit yang mati oleh Gatot Kaca membuat Karna mau tidak mau harus menggunakan Indrastra.

Ketika mengetahui bahwa dirinya akan dipanah oleh Karna menggunakan Indrastra, Gatot Kaca mengetahui bahwa ajalnya sudah dekat, ketika terpanah dan kematian sudah dekat dia membesarkan badannya sehingga ketika dia terjatuh banyak prajurit Kurawa yang mati karena tertiban olehnya.

10. Duel dengan Arjuna dan akhir perjalananan sang kesatria:

Pada hari terakhir perang Kurusetra Karna bertemu dan berduel dengan Arjuna, keduanya sama-sama kuat hingga mereka bertarung dengan menggunakan kesaktian kutukan gurunya terjadi, dia tiba-tiba lupa semua kesaktian yang dia pelajari, disamping itu secara tiba-tiba kereta kudanya terperosok sangat dalam ke tanah, Karna meminta Arjuna untuk menghentikan serangan terlebih dahulu.

Melihat hal ini Kresna yang merupakan kusir Arjuna langsung melihat ini sebagai kesempatan untuk membunuh Karna, tetapi Arjuna menolaknya karena menurutnya cara tersebut tidak bisa dianggap sebagai sikap kesatria.

Kresna akhirnya mengingatkan Arjuna pada anaknya yang mati karena dikeroyok oleh Kurawa dan akhirnya dihabisi oleh Karna dengan mengenaskan, karena dipanasi oleh Kresna dengan kematian anaknya Arjuna langsung naik pitam dan langsung memanah Karna dengan menggunakan Pasupati sehingga membuat sang kesatria mati seketika.






Yup itulah Karna the Red Lancer yang kita bahas kali ini, memang terkadang ketika kita ingin menjadi kesatria jika bersumpah dan berjanji kita harus tetap memegang itu dengan teguh janji tersebut, tapi yang harus diperhatikan juga adalah bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.


YAP MATA ATODE MINNA-SAN

























Posting Komentar

0 Komentar